Langsung ke konten utama

Listrik Tanpa Kabel, Solusi Masa Depan?



Pernahkan anda membayangkan jika nantinya semua peralatan listrik mulai dari telepon genggam, komputer jinjing (laptop), kipas angin, TV, dan lain sebagainya tidak memerlukan lagi kabel untuk mendapatkan tenaga listrik? Itu bukan lagi khayalan untuk saat ini, bahkan dulu ilmuan bernama Maxwell pernah mencetuskan ide briliannya yaitu membangun sebuah tower yang berfungsi sebagai pemancar energi listrik dan diterima oleh pemakai listrik dalam bentuk wireless (tanpa kabel). 


Saat ini contoh paling sering kita temui adalah pada charger handphone Nokia Lumia yang mana untuk melakukan isi ulang ponsel kita tidak harus menancapkan kabel konektor charger ke ponsel tetapi kita hanya perlu meletakkan ponsel Nokia Lumia tersebut diatas penampang charger “wireless” yang disediakan, aplikasi tersebut merupakan salah satu pemanfaatan listrik tanpa kabel yang sudah dipublikasikan saat ini. Nah, bagaimana untuk alat-alat listrik lainnya? Seperti contoh misalnya komputer jinjing atau sering disebut laptop/notebook yang mana akan habis baterenya jika sudah 3 jam atau kurang lebih? Sangat memudahkan jika laptop anda langsung di charge saat batere hampir habis tanpa harus mencari jala listrik dan menancapkan charger ke laptop dan otomatis jika dalam keadaan charging, laptop anda tidak bisa dibawa kemana-mana alias not-mobile anymore kan? Begitu juga untuk peralatan (gadget) lain yang mana membutuhkan listrik atau batere tetapi harus di charger ulang saat digunakan. Saat ini ada segudang penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti baik dari industri maupun dari universitas. Salah satu yang paling berhasil (sejauh ini) adalah dari MIT, para peneliti yang tergabung dari dosen dan mahasiswa itu berhasil menciptakan alat listrik tanpa kabel “wireless” dan mampu menghidupkan lampu pijar dengan daya 60 Watt sejauh 2 meter. Woow, itu kata yang tepat untuk penelitian mereka.

 
Listrik tanpa kabel dari MIT

Listrik “wireless” 60 Watt dan sejauh 2 Meter itu tentu saja cukup untuk mengisi ulang batere laptop bukan? Tetapi tunggu dulu, itu masih dalam tahap penelitian. Listrik tanpa kabel yang mereka ciptakan itu masih belum memungkinkan digunakan untuk mengisi ulang laptop misalnya. Dari gambar diatas dapat dilihat ada dua lilitan/kumparan yang mempunyai diameter cukup besar (melebihi ukuran laptop), dan jika dilihat lebih teliti lagi, masing-masing kumparan tersebut disetiap lilitannya diberi sedikit jarak dan jika di lihat dimensi seluruhnya, kumparan tersebut berukuran 50 cm diameter dan mempunyai ketebalan sekitar 20 cm, alhasil dimensinya 50 cm (radial) x 20 cm tinggi (ketebalan) dan ini sangat tidak cocok jika diterapkan pada laptop, anda akan kesulitan membawa laptop anda kemana-mana. Belum lagi tingkat “pancaran” listrik yang dihasilkan jika kita berada di sekitar atau di tengah-tengah dua kumparan tersebut, belum lagi efek yang ditimbulkan pada benda-benda yang memerlukan listrik lainnya, sebagai contoh jika ponsel genggam apakah akan terpengaruh jika sedang melakukan panggilan karena kedua kumparan tersebut menggunakan induksi magnetik (ponsel menggunakan elektromagnetik) untuk mentransfer tenaga listrik dari satu kumparan ke kumparan lainya. Apakah akan berpengaruh kepada kesehatan jika terkena induksi magnetik untuk jangka waktu yang lama? Jawaban yang saya temukan dapat disimak di bawah ini :

Pertama, listrik tanpa kabel seperti gambar diatas menggunakan induksi magnetik untuk memindahkan daya dari kumparan ke kumparan lain, dengan kata lain udara (space) disekitar kumparan akan mengalami pengaruh induksi, induksi hanya dihasilkan oleh kumparan pada sisi pengirim. Lalu timbul pertanyaan, bagai mana listrik bisa mengalir lewat udara melalui kumparan-kumparan tesebut? Jawabanya cukup mudah, listrik yang dihasilkan adalah dari pengaruh induksi magnetik yang mempengaruhi elektron-elektron yang ada pada kumparan penerima sehingga timbul tegangan pada sisi penerima, tetapi kedua kumparan tersebut harus terlebih dahulu di resonansikan agar induksi kumparan pengirim dapat diterima pada kumparan penerima.

Kedua, kumparan pengirim diberi tegangan dalam bentuk gelombang rect “kotak” dan dalam polaritas yang berubah-ubah. Frekuensi perubahan polaritas inilah yang nantinya akan mempengaruhi kecocokan (resonansi) pada kumparan penerima. Jika frekuensi tidak cocok, maka kumparan penerima tidak akan mengalami induksi dengan kata lain tidak akan ada listrik yang dihasilkan.


Ketiga, resonansi diatur dengan mengubah nilai kapasitansi dari kumparan penerima. Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa setiap lilitan diberi jarak sehingga setiap lilitan akan menghasilkan kapasitansi pada nilai tertentu (bingung? Search di Google mengenai “Kapasitansi”), dengan demikian kumparan penerima dengan nilai kapasitansi tertentu akan menerima induksi dari kumparan pengirim.
Masih bingung? Saya juga masih bingung kenapa itu bisa terjadi. Tetapi saya tetap memegang analisa simpel bahwa kawat yang mengalami induksi magnetik akan menyebabkan elektron bergerak sehingga menghasilkan arus dan akhirnya menghasilkan tegangan (prinsip kerja motor listrik).


Saat ini saya sendiri melakukan pengujian terkait listrik tanpa kabel di Laboratorium saya (situsnya disini). Hanya saja masih banyak kekurangan pada penelitian saya ini karena sayapun tidak begitu mengerti mengenai induksi magnetik apalagi listrik tanpa kabel ini, tetapi saya berhasil melakukan percobaan yang menghasilkan litrik tanpa kabel walau hanya bisa menghidupkan lampu LED dan sejauh 5 cm (sangat jauh tertinggal dari penelitian orang MIT bukan?), akan tetapi kita tidak menyerah begitu saja tentu saja. Upaya terus dilakukan untuk menemukan jalan terbaik. Berikut foto dari hasil percobaan saya :



Listrik tanpa kabel versi saya :D

Dilihat dari gambar masih sangat jauh ternyata perjuangan saya, tetapi selalu ada jalan jika ada kemauan bukan? Anda pun demikian. :)

KEEP FIGHTING
UNTIL WINNING
BEST REGARD


Komentar

  1. maaf sebelumnya listrik wireless sudah di temukan sejak 100 tahun yang lalu oleh Nikolai Tesla..
    baca >> http://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000001601397
    hal yang paling membuat penasaran malah pada penemuan terakhir brliau yang bisa mengambil listrik dari sekitar..
    setelah saya baca artikel anda, terlintas sdikit di fikiran saya kalau itu mungkin terjadi, dari penjelasan anda "induksi magnetik yang mempengaruhi elektron-elektron yang ada pada kumparan penerima sehingga timbul tegangan pada sisi penerima" dan setrerusnya hehehe.. kalau di lihat dari pernyataan tersebut, mungkin saja kan kita membuat sebuah penerima yang dapat beresonansi dengan alam, di alam kan banyak sekali sumber listrik alami, bahkan dalam tubuh mahluk hidup..
    seneng banget saya baca artikel ginian :D

    BalasHapus
  2. Bagaimana dengan teman2 amatir radio yang bisa menyalakan lampu neon pada saat transmit di freq 100 meteran

    BalasHapus
  3. Ainur Rafiq : Saya tidak begitu tau kalau di alam ada energi listrik. Kalau di tubuh hewan/manusia (seperti belut listrik) ada tetapi listriknya adalah listrik statis (ESD), masalahnya adalah listrik yang digunakan untuk wireless ini adalah listrik dinamis (listrik biasa, PLN, baterai dll), mungkin bisa jadi pertimbangan selanjutnya. bagaimana mengubah listrik statis (dari tubuh manusia, misalnya) menjadi listrik yang bersifat dinamis sehingga bisa di resonansikan dengan kumparan (sedemikian rupa) hingga menjadi listrik yang bisa dipakai. Bayangkan (kalau memang bisa) untuk menghidupi laptop anda gak perlu charger baterai, cukup dengan tubuh anda saja anda bisa browsing ria sepanjang hari... :D

    Maksud saya Tesla bukan Maxwell, lupa nama ilmuannya waktu saya blogging :v

    BalasHapus
  4. Tesla coil itu lo mas transmitter listrik, yang gak pernah dibahas masalah receivernya

    BalasHapus
  5. "bahkan dulu ilmuan bernama Maxwell pernah mencetuskan ide briliannya yaitu membangun sebuah tower yang berfungsi sebagai pemancar energi listrik dan diterima oleh pemakai listrik dalam bentuk wireless (tanpa kabel)."

    mohon itu diralat mas..

    itu udah ditemukan oleh ilmuan nikola tesla, dan towernya udah dibuat, namanya wardenclyffe tower, dan udah di uji coba, mampu menyalakan bola lampu sejauh 43 kilometer hanya dengan menancapkan bola lampu ke tanah.
    ini jauh sebelum maxwell mencetuskan idenya :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fenomena DeJavu

Dalam hidup anda, pasti pernah merasakan sensasi dimana anda pernah melihat, merasakan, mengunjungi,  suatu tempat atau kejadian atau benda padahal sebenarnya anda belum pernah merasakan hal tersebut, tetapi feeling anda begitu kuat menyatakan pernah, fenomena ini di sebut DeJavu. apakah dejavu itu? berikut ulasan pribadi saya. Sampai saat ini, sejauh penulis tau, tidak ada penelitian yang sah dan akurat mengenai fenomena DeJavu ini. Sebagian ilmuan mengatakan bahwa DeJavu dapat terjadi pada siapa saja, kapan saja, dan dimana saja, selagi manusia tersebut masih dalam keadaan sadar (tidak dalam keadaan tidur). Pakar metafisika mengakui bahwa fenomena ini terjadi karena ruh/spirit kita saat tertidur dapat keluar dari tubuh dan dapat melayang kemana saja bahkan menembus ruang dan waktu, dalam artian spirit tersebut dapat melakukan perjalanan baik ke masa lalu maupun ke masa yang akan datang. DeJavu terjadi karena spirit tersebut menembus waktu hingga ke masa depan (sehari kedepan ata...

Teknologi Untuk Manusia

Teknologi merupakan satu kata yang sering kita dengar dan baca di zaman yang serba moderen ini, namun taukah kita Teknologi itu mempunyai makna seperti apa? Mari kita simak beberapa fakta berikut ini. Pada zaman dahulu kala, manusia yang hidup hanya mengandalkan alam sekitar untuk bertahan hidup, tetapi manusia belum mengandalkan satu teknologi pun dalam kehidupan mereka, maka muncullah api/fire yang konon katanya ditemukan saat petir menyambar sebuah pohon dan muncullah api, dan manusia purba itupun mulai menggunakan api untuk memanggang daging hewan yang mereka buru dan melahapnya karena daging yang dimakan lebih nikmat, disinilah peran sesuatu yang baru (teknologi) mensejahterakan umat manusia pada waktu tersebut. Tapi.. tunggu dulu, manusia purba yang dimaksudkan disini adalah manusia yang dibayangkan oleh banyak orang yang menganggap manusia itu berevolusi (berubah) dari kera yang di nyatakan oleh Charles Darwin dan itu tentu saja versi pemahaman dari kaum yang tidak mempun...

Raspberry Pi + Debian = Raspbian OS, First Step Configurations

Raspberry Pi   adalah Kit yang dilengkapi dengan microprocessor ARM (700 MHz) yang berjalan hingga kecepatan 1GHz. Raspberry Pi mendukung koneksi ke monitor dengan konektor HDMI dan konektor RCA, kemudian dilengkapi dengan  2 Port USB (yang nantinya bisa digunakan untuk memasang USB Mouse dan USB Keyboard), Konektor Audio (Jack 3,5 mm), 1 Slot SD Card (untuk OS dan data) dan 1 Port mcroiUSB untuk power.